Ada yang kulihat sedang mengerjakan suatu hal serius, terpancar dari air mukanya. Ada juga yang sekadar menaik turunkan entah apa. Beberapa mengenakan earphone. Mengacuhkan keadaan sekitar.
Sedari tadi orang silih berganti di gazebo dengan kursi melingkar di Perpus Kota. Berinteraksi kepada yang tak dikenal hanya sebatas "Permisi, apakah kursi ini kosong." Atau hanya sekadar menukar senyum, bertukar sapa.
Katakanlah ini tempat publik, maka kepentingan privat tak mesti didahulukan. Intinya, bagaimana menciptakan sebuah kenyamanan bersama. Sementara terdengar geraman---atau semacamnya, dari wanita yang duduk 3 kursi di sebelahku, sepertinya menirukan lagu dari earphone. Entahlah, hal-hal seperti itu bahkan tak akan disadarinya sendiri.
Lalu sepasang muda-mudi sibuk bertukar kata, kelihatannya mengerjakan sebuah tugas dari sekolah, atau kampus? Kadang kita memikirkan dan menerka hal-hal yang tak benar-benar penting.
Bagamaina jika aku menaikan kakiku ke atas meja lalu kentut? Reaksi macam apa yang akan terjadi? Atau bagaimana jika sepasang muda-mudi tadi tiba-tiba saja berciuman di hadapan kami ini? Lalu bagiamana jika ada seseorang lupa memasang earphonenya dengan benar dan sedang asyik memutar film porno dengan suara yang sangat keras? Siapa untung dan rugi dalam kasus-kasus tersebut?
Benarkah hidup ini melulu soal etika dan moral? Atau ada hal lain yang perlu kami--setidaknya lingkungan kecil dalam lingkaran gazebo ini, lakukan untuk dapat dikatakan bersosial secara tepat? Misal dengan hanya diam dan menyibukan diri dengan pekerjaan masing-masing, atau perlu melakukan semacam interkasi verbal sekadar bentuk beramah tamah.
Kotabaru, pada pembuka November yang dingin.
0 komentar:
Posting Komentar